BADAI MATAHARI

Jumat, 27 Januari 2012
Belakangan ini sering kita dengar orang - orang menyebut kalimat "BADAI MATAHARI" di sekeliling kita tanpa tahu apa dan seperti apa BADAI MATAHARI tersebut. Cuaca kota Jogja khususnya yang belakangan memang bisa disebut lumayan ekstrim. Suhu udara yang tinggi serta rendahnya tekanan udara menjadikannya suhu panas ruuuaaarrr biasa di kota Jogja. Hal inilah yang mereka sebut - sebut sebagai akibat dari adanya BADAI MATAHARI tersebut. Padahal apa,,,semua itu tisdak ada kaitanya.
Cuaca ekstrim akhir - akhir ini memang disebabkan oleh siklus.
Karena berdasarkan pengamatan yang dilakukan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) beberapa hari terakhir ini menunjukkan terjadinya badai matahari tidak berpengaruh signifikan di Tanah Air.

"Badai matahari yang terjadi kali ini tergolong kelas menengah tinggi. Tapi, pantauan LAPAN, tidak ada pengaruh signifikan di Indonesia," kata Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika LAPAN, Thomas Djamaluddin, saat dihubungi pada Jumat, 27 Januari 2012.

Thomas menjelaskan sehebat apa pun badai matahari terjadi di lingkungan antariksa sampai lapisan ionosfer. Jadi, kata dia, tidak akan langsung berpengaruh pada manusia.

Apabila ada dampak gangguan, kata Thomas, yang terganggu adalah satelit telekomunikasi yang menggunakan gelombang radio dan GPRS. "Tapi di Indonesia tidak ada gangguan, sehingga tidak perlu risau," kata Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan LAPAN itu.

Menurut Thomas, Bumi memiliki lapisan pelindung, yaitu magnetosfer, selubung tak kasatmata yang dibentuk medan magnet Bumi. Magnetosfer ini mengelilingi permukaan Bumi pada jarak 95 ribu kilometer yang berfungsi sebagai pelindung dari serangan partikel berbahaya, termasuk badai matahari.

Tameng pelapis Bumi kedua adalah atmosfer yang berada di ketinggian 80 kilometer di atas Bumi. Di daerah ini badai matahari akan disaring oleh medan magnet Bumi yang rapat di sekitar kutub. Akibatnya, badai yang semula berbahaya melepaskan energinya melalui cahaya berbagai warna atau dikenal sebagai aurora yang sering tampak di sekitar Kutub Utara dan Selatan.

Menurut Thomas, puncak badai matahari sudah berlalu, sehingga masyarakat Indonesia tidak perlu risau. "Karena partikel matahari mencapai Bumi sekitar 24 Januari malam waktu Indonesia," kata dia.

nAHH...sudah tahukan...jadi janagan salah mengartikan keadaan bumi kita yakk...baca dulu,pelajari dulu...baru boleh ambil kesimpulan.

0 komentar:

Posting Komentar